Sinopsis Buku Mindfulness Dzikir Nafas

 Mindfulness ini saya pelajari karena pendalaman saya tentang ihsan dengan metode dzikir nafas sadar Allah, konsep ihsan yang sangat dekat dengan konsep mindfulness (Mohd Nasir Masroom et al., 2017), menarik untuk saya kaitkan dengan kesadaran akan Allah, seperti model dzikir nafas sadar Allah yang sudah saya tulis dalam bentuk buku dzikir nafas. Pendekatan mindfulness sama dengan pendekatan sadar Allah, yaitu sama sama menggunakan unsur kesadaran atau awareness. Mulailah saya searching di internet tentang apa itu mindfulness dari mulai buku, artikel sampai jurnal ilmiah. Kemudian saya menemukan teori utama mindfulness yang dikeluarkan oleh john kabat-zinn yang tulisannya banyak dirujuk berbagai jurnal dan ahli yang mendalami minduflness (Williams & Kabat-Zinn, 2011). 


Minduflness ini pada awalnya oleh kabat zinn di ambil dari ajaran Budha (Williams & Kabat-Zinn, 2013) kemudian diilmiahkan melalui riset dan publikasi ilmiah sehingga mindfulness tidak hanya untuk agama tertentu, tapi menjadi sebuah model konsep dan model terapi yang lebih umum (Ong & Manber, 2013). Beberapa jurnal yang saya jumpai, mindfulness merupakan pengembangan lebih lanjut dari CBT (cognitive behavior therapy), bahkan pengembangan lebih lanjut dari latihan relaksasi dan meditasi (Taylor et al., 2015). Mindfulness menjadi gelombang ketiga setelah CBT dan Penggunaan relaksasi meditasi. 


Konsep mindfulness ini uniknya fokus pada kesadaran dan tidak tidak pada pikiran dan perasaan, yang banyak dilakukan di aliran terapi psikologi sebelumnya. Mindfulness, tidak merubah pikiran negatif menjadi positif tapi justru membiarkan pikiran tersebut, tidak mengubah emosi negatif tapi justru membiarkan emosi negatif dengan tetap menyadarinya dan berkompromi dengan emosi tersebut. Minduflness ini juga bukan meditasi yang lebih menggunakan konsentrasi, sedangkan pada mindfulness lebih menggunakan kesadaran dan membiarkan pikiran dan perasaan tidak menolak atau sengaja untuk menghilangkan. Menurut Kabat Zinn Mindfulness adalah Menyadari yang sedang terjadi saat ini, dari waktu ke waktu tanpa memberikan penilaian apapun. 


Mindfulness islam lebih menyadari secara keTuhanan yaitu menyadari dengan cara tauhid af’al. tauhid af’al adalah menyadari Allah dari sisi perbuatan Allah yang merupakan penguasa tunggal dari segala yang ada di alam semesta termasuk diri kita termasuk juga pikiran dan perasaan. Jadi mindfulness islam adalah menyadari sepenuhnya perbuatan Allah saat ini tanpa menilai. Konsep dasar inilah yang akhirnya membuat saya tertarik+ untuk menjadikan dasar mindfulness sebagai alat untuk memperjelas konsep kesadaran dalam islam yaitu sadar Allah. Penjelasan-penjelasan ilmiah tentang ihsan tentang sadar Allah belum ada yang menyentuh dari sisi mindfulness. Dari literatur yang saya baca, mindfulness lebih diarahkan ke muroqobah, tafakur, atau muhasabah, masih sedikit yang membahas secara detil terkait dengan kesadaran akan Allah, sadar Allah, khususnya tentang menyadari perbuatan Allah yang ada dalam pikiran dan perasaan. 


Dzikir nafas sadar Allah yang saya kembangkan sebelumnya, akan sangat jelas dengan penjelasan mindfulness islam ini. Pembaca nantinya akan dapat menyadari dan akhirnya akan dapat menerima apa apa sedang di hadapi adan di alaminya. Pengembangan mindfulness dalam terapi khusus yaitu ACT acceptance and commitment teraphy sangat pas ketika kita sudah sadar Allah, yaitu menerima apapun yang Allah takdirkan. Dalam buku ini selain mindfulness saya juga akan tuliskan beberapa hal model menerima yang nantinya pembaca akan paham bahwa kita tidak sekedar sadar akan Allah tidak sekedar sadar perbuatan Allah tapi kita juga harus menerima dan berkomitmen untuk melakukan sesuai dengan apa yang seharusnya  kita lakukan. Dalam buku ini saya akan memperdalam peneriman, karena meski menerima ini sesuatu yang enak di dengar tapi jika tidak tahu caranya maka menerima ini akan menjadi sesuatu yang sulit, dan seringkali membuat stress karena ketidakmampuan menerima.

Komentar

Postingan populer dari blog ini